Laman

ittttt'sssssss

ittttt'sssssss

Selasa, 31 Januari 2012

Batu “Jejak ” Purnawarman raja Tarumanagara

Suatu hari seorang dosen perguruan tinggi negeri berdiri didekat bekas prasasti Batu Tapak (purnawarman) ditemukan.  Bisa jadi gara-gara udara Bogor yang dingin, ditingkahi suara gemercik aliran sungai mendadak ia kebelet buang air kecil yang secara praktis pragmatis bisa dilakukan sambil berdiri. Cuur.
Yang tidak disangka, sebelum ritual akhir seperti “mengangukkan kepala sambil menggigil kegelian,” mendadak ia merasa ada yang mengangkatnya atau tepatnya mendorongnya masuk sungai.
Dan beliau baru sadar setelah supirnya yang datang hendak menjemputnya keheranan melihat sang tuan basah kuyup dalam air.
Cerita ini bisa saja di bantah dengan alasan terpeleset lantaran pinggiran memang sungai bekas Batu yang ambles dijejak Raja Purnawarman sampai meninggalkan bekas telapak kaki memang licin.


Naskah pada Prasasati Batutulis
Yang jelas pak Dosen sekarang selalu mengucapkan salam atau ijin terutama apabila beliau akan kencing di bawah pohon atau bebatuan yang dirasanya menimbulkan rasa dingin pada bulu kuduknya.
Foto replika batu ini ini saya ambil menjelang salat Jumat di kampus Tarumanagara III – Cilandak. Saya salut kepada pihak kampus yang memberi warna “purbakala” dengan membuat replika yang ada hubungannya dengan nama yang disandang sehingga nyambung.
Sayang sekali kampus yang nampak megah sekalipun terkesan sepi ketika saya masuk kedalam  wc-nya sangat berbau bangkai mungkin ada tikus mati didalam salah satu WC yang cukup banyak disana. 
Akibatnya para jamaah terpaksa berwudhu di kakus, atau pemandangan yang kurang tepat mengangkat kaki ke atas wastafel yang seharusnya untuk cuci tangan.
Di kampus ini pada hari tertentu seperti Jumat Gedung Olah Raga dan Seni disulap sementara menjadi tempat salat. Sesuatu yang sangat dipujikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar